Jakarta – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale atau Perseroan) dan entitas anaknya (secara bersama-sama disebut sebagai Grup) hari ini mengumumkan pencapaian kinerja tidak diaudit untuk triwulan kedua tahun 2024 (2T24).
Volume produksi pada 2T24 mengalami sedikit penurunan sebesar 9 persen dibandingkan kinerja solid yang telah dicapai pada 1T24. Hal ini merupakan bukti komitmen Perseroan terhadap kualitas dan rencana kegiatan pemeliharaan, yang sangat penting bagi keberhasilan operasi kami dalam jangka panjang.
Secara year-on-year, produksi kami pada 2T24 hanya sedikit lebih rendah sebesar 2 persen, menunjukkan kinerja yang konsisten. Selain itu, Perseroan dengan senang hati melaporkan bahwa produksi kami pada 1H24 lebih tinggi sebanyak 3 persen dibandingkan dengan produksi pada 1H23.
Pertumbuhan ini merupakan hasil dari strategi pemeliharaan yang terencana dan output kalsin yang lebih tinggi pada 2024.
”Kami optimis dengan prospek produksi kami dan berharap operasi kami berjalan lancar hingga akhir tahun. Tujuan kami adalah mencapai target produksi sekitar 70.800 metrik ton (t) nikel dalam matte pada tahun 2024, meningkat dari target tahun lalu,”ungkapnya.
Pada 2T24, Perseroan mencapai penjualan 17.505 metrik ton (t) nikel matte, menghasilkan pendapatan sebesar USD248,8 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang disebabkan harga realisasi rerata nikel yang lebih tinggi pada 2T24. Harga realisasi rata-rata nikel meningkat 12 persen menjadi USD14.214 per ton pada 2T24, naik dari USD12.651 per ton pada 1T24.
“Meski kondisi pasar tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” ujar Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Perseroan.
Sejalan dengan penurunan pengiriman pada triwulan tersebut, beban pokok pendapatan Perseroan menurun dari USD209,8 juta pada 1T24 menjadi USD207,3 juta pada 2T24. Penurunan total beban pokok pendapatan juga didukung oleh penurunan konsumsi bahan bakar dan batu bara pada 2T24, disertai dengan penurunan harga batu bara.
“Memasuki semester kedua tahun ini kami akan terus proaktif mendorong inisiatif penghematan biaya untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan,”katanya.
Dengan perubahan komposisi pemegang saham baru-baru ini, kami melihat banyak ruang untuk memanfaatkan inisiatif strategis yang dapat membawa sinergi positif bagi perusahaan.
”Seperti integrasi upaya pengadaan dalam grup untuk harga komoditas yang lebih baik dimana hal ini merupakan salah satu penggerak biaya terbesar kami,” pungkas Febriany Eddy.