Oleh Muhammad Aqil Al Munawwar
Konflik Palestina-Israel telah menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia. Dampak dari konflik ini tidak hanya terbatas pada aspek politik dan sosial, tetapi juga mencakup aspek ekonomi, termasuk pasar dan saham perusahaan multinasional seperti McDonald’s di Indonesia.
Konflik Palestina-Israel telah memunculkan peningkatan risiko global. Ketidakpastian baru akibat perang ini membuat sejumlah negara, termasuk Indonesia, bersiap menghadapi dampak ekonomi. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,9 persen pada 2024
Konflik ini juga berdampak pada harga energi, khususnya minyak. Harga minyak mentah Brent pada perdagangan Kamis, 12 Oktober 2023 dibuka 85,82 dolar AS per barel.
Kenaikan harga minyak ini tentu akan meningkatkan risiko bagi Indonesia dari sisi peningkatan impor, sehingga akan dapat menyusutkan surplus neraca dagang, dan membuat defisit transaksi berjalan melebar.
Seruan aksi boikot terhadap produk-produk terafiliasi maupun pro Israel menggema seantero dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Produk yang diboikot mulai dari ritel makanan cepat saji, produk customer goods, produk penyedap makanan, hingga produk minuman. Penjualan produk dengan merek-merek tertentu itu, bahkan telah merosot 15-20 persen dalam waktu kurang dari sebulan.
Menurut pendapat saya, konflik Palestina-Israel dan dampaknya terhadap pasar dan saham McDonald’s di Indonesia menunjukkan betapa pentingnya stabilitas geopolitik bagi ekonomi global. Sebagai masyarakat, kita perlu lebih sadar tentang bagaimana peristiwa internasional dapat mempengaruhi ekonomi lokal kita, termasuk pasar dan saham perusahaan seperti McDonald’s.
Konflik Palestina-Israel memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar dan saham McDonald’s di Indonesia.
Dengan memahami dan mengantisipasi dampak ini, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan informasi ini dapat membantu investor dan perusahaan dalam merencanakan strategi mereka.
(Penulis : Muhammad Aqil Al Munawwar adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Hubungan Internasional ( NIM : 2022 1036 0311 138)